Monday, January 9, 2012

teori organisasi klasik

Teori organisasi klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan wewenang, tujuan, peranan, kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terdapat bila orang-orang bekerja bersama.
Teori organisasi klasik terdiri atas
(1) teori birokrasi
(2) teori administrasi dan
(3) manajemen ilmiah.

Teori manajemen ilmiah memfokuskan pada upaya meningkatkan produktivitas. Teori organisasi klasik (teori administrasi klasik) memfokuskan pada kebutuhan “mensistemasi” cara-cara pengelolaan organisasi yang semakin kompleks.

a. Henry Fayol (1841-1925)
Henry Fayol merupakan industralis Perancis yang sering disebut sebagai Bapak Aliran Manajemen Klasik, karena upaya “mensistemasi” studi manajerial. Pokok pikirannya ditulis ke dalam bukunya yang berjudul General and Industrial Management. Menurut Fayol, praktek manajemen dapat dikelompokkan ke dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Selanjutnya analisis tersebut dapat diajarkan kepada manajer latau calon manajer.
Fayol membagi kegiatan bisnis ke dalam enam kegiatan pokok yang saling berkaitan :
1. Teknis – memproduksi produk
2. Komersial – membeli bahan baku dan menjual produk
3. Keuangan – mencari dan menggunakan dana
4. Keamanan – menjaga karyawan dan kekayaan perusahaan
5. Akuntansi – menjaga dan mengukur transaksi
6. Manajemen
Dari keenam kegiatan tersebut, Fayol memfokuskan pada manajemen, karena menurutnya manajemen merupakan kegiatan yang paling terlupakan. Fayol merupakan orang pertama yang mengelompokkan kegiatan manajerial ke dalam :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Dan pengendalian

Fayol percaya bahwa kegiatan manajemen mencakup keempat fungsi tersebut. Pengelompokkan semacam itu cukup berpengaruh sampai saat ini. Buku-buku manajemen yang biasanya ditulis berdasarkan keempat fungsi tersebut.
Fayol percaya bahwa manajer bukan dilahirkan, tetapi diajarkan. Manajemen bisa dipelajari dan dipraktekkan secara efektif apabila prinsip-prinsip dasarnya dipahami.
b. Max Weber (1864-1920)
Max Weber merupakan ahli sosiologi Jerman yang mengembangkan teori birokrasi. Menurutnya, suatu organisasi yang terdiri dari ribuan anggota membutuhkan aturan yang jelas untuk anggota organisasi tersebut. Adapun organisasi yang ideal adalah birokrasi dimana aktivitas dan tujuan diturunkan secara rasional dan pembagian kerja disebutkan dengan jelas. Birokrasi didasarkan pada aturan yang rasional yang dapat dipakai untuk mendesain struktur organisasi yang efisien. Keahlian teknis dan evaluasi berdasarkan prestasi ditekankan.
Model birokrasi Weber dipakai untuk memahami pengelolaan organisasi besar, seperti perusahaan multinasional yang mempunyai karyawan ribuan orang. Perhatikan bahwa birokrasi Weber berlainan dengan pengertian birokrasi popular, dimana orang cenderung mengartikan kata birokrasi dengan konotasi negative yaitu organisasi yang lamban, tidak responsive terhadap perubahan.
d. Mary Parker Follet (1868-1933)
Mary Parker Follet agak berbeda sedikit dengan pendahulunya karena memasukkan elemen manusia dan struktur organisasi ke dalam analisisnya. Elemen tersebut kemudian muncul dalam teori prilaku dan hubungan manusiawi. Follet percaya bahwa seseorang akan menjadi manusia sepenuhnya apabila manusia menjadi anggota suatu kelompok. Konsekuensinya, Follet percaya bahwa manajemen dan pekerja mempunyai kepentingan yang sama, karena menjadi anggota organisasi yang sama. Selanjutnya Follet mengembangkan model perilaku pengendalan organisasi dimana seorang dikendalikan oleh tiga hal :

1. Pengendalian diri (dari orang tersebut)
2. Pengendalian kelompok (dari kelompok)
3. Pengendalian bersama (dari orang tersebut dan dari kelompok)

Disamping itu, Follet juga mengembangkan pengendalian dari beberapa bidang, seperti politik, ekonomi, biologi. Disamping pengendalian individu dari tiap bidang tersebut, ada pengendalian bersama, dimana pengendalian biologi dengan pengendalian politik, politik dengan ekonomi, dan seterusnya.

e. Chester I Barnard (1886 – 1961)
Chester I Barnard merupakan Direktur New Jersey Bell, perusahaan telepon di Amerika Serikat pada tahun 1927. Dengan pengalaman manajerialnya dan dengan bacaan sosiologinya yang cukup I Barnard mengembangkan teori organisasi. Menurutnya, orang datang ke organisasi formal (seperti perusahaan) karena ingin mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai sendiri. Pada waktu mereka baru mencapai tujuan organisasi, mereka juga akan bersuaha mencapai tujuannya sendiri. Organisasi berjalan dengan efektif apabila keseimbangan tujuan organisasi dan tujuan anggotanya dapat terjadi.
Barnard mengakui adanya kelompok informal dalam organisasi yang formal. Kelompok formal dapat memenuhi tujuan individu. Manajer sebaiknya memanfaatkan kelompok informal sedemekian rupa sehingga dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi dan individu. Barnard percaya bahwa keseimbangan antara tujuan organisasi dengan individu dapatdijaga apabila manajer mengerti kondisi wilayah penerimaan (zone of acceptance), dimana pekerja akan menerima instruksi atasannya mempertanyakan otoritas manajemen. Jika wilayah penerimaan karyawan tersebut semakin besar, semakin lancer kegiatan organisasi. Pemikiran Barnard yang menyingung kelompok (individu bekerjasama) membedakannya dengan teoritisi manajemen klasik lainnya. Pemikiran tersebut juga menjadi pioneer untuk aliran selanjutnya yang memfokuskan pada manusia.

f. Sheldon (1894-1951)
Ia memandang manajemen melebih pendapat Fayol dan menyarankan agar manajemen hendaknya memperhatikan dimensi teknik dan etika. Filosofis manajemennya menyatakan bahwa untuk mencapai efisiensi teknik yang tinggi, maka yang harus diperhatikan adalah tanggung jawab social yang tinggi pula.
http://id.shvoong.com/business-management/management/2138990-teori-organisasi-klasik/

No comments:

Post a Comment

Green Day - Minority

Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info