Teori organisasi klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur
hubungan wewenang, tujuan, peranan, kegiatan, komunikasi dan
faktor-faktor lain yang terdapat bila orang-orang bekerja bersama.
Teori organisasi klasik terdiri atas
(1) teori birokrasi
(2) teori administrasi dan
(3) manajemen ilmiah.
Teori
manajemen ilmiah memfokuskan pada upaya meningkatkan produktivitas.
Teori organisasi klasik (teori administrasi klasik) memfokuskan pada
kebutuhan “mensistemasi” cara-cara pengelolaan organisasi yang semakin
kompleks.
a. Henry Fayol (1841-1925)
Henry Fayol merupakan
industralis Perancis yang sering disebut sebagai Bapak Aliran Manajemen
Klasik, karena upaya “mensistemasi” studi manajerial. Pokok pikirannya
ditulis ke dalam bukunya yang berjudul General and Industrial
Management. Menurut Fayol, praktek manajemen dapat dikelompokkan ke
dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis.
Selanjutnya analisis tersebut dapat diajarkan kepada manajer latau calon
manajer.
Fayol membagi kegiatan bisnis ke dalam enam kegiatan pokok yang saling berkaitan :
1. Teknis – memproduksi produk
2. Komersial – membeli bahan baku dan menjual produk
3. Keuangan – mencari dan menggunakan dana
4. Keamanan – menjaga karyawan dan kekayaan perusahaan
5. Akuntansi – menjaga dan mengukur transaksi
6. Manajemen
Dari
keenam kegiatan tersebut, Fayol memfokuskan pada manajemen, karena
menurutnya manajemen merupakan kegiatan yang paling terlupakan. Fayol
merupakan orang pertama yang mengelompokkan kegiatan manajerial ke dalam
:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Dan pengendalian
Fayol
percaya bahwa kegiatan manajemen mencakup keempat fungsi tersebut.
Pengelompokkan semacam itu cukup berpengaruh sampai saat ini. Buku-buku
manajemen yang biasanya ditulis berdasarkan keempat fungsi tersebut.
Fayol percaya bahwa manajer bukan dilahirkan, tetapi diajarkan.
Manajemen bisa dipelajari dan dipraktekkan secara efektif apabila
prinsip-prinsip dasarnya dipahami.
b. Max Weber (1864-1920)
Max
Weber merupakan ahli sosiologi Jerman yang mengembangkan teori
birokrasi. Menurutnya, suatu organisasi yang terdiri dari ribuan anggota
membutuhkan aturan yang jelas untuk anggota organisasi tersebut. Adapun
organisasi yang ideal adalah birokrasi dimana aktivitas dan tujuan
diturunkan secara rasional dan pembagian kerja disebutkan dengan jelas.
Birokrasi didasarkan pada aturan yang rasional yang dapat dipakai untuk
mendesain struktur organisasi yang efisien. Keahlian teknis dan evaluasi
berdasarkan prestasi ditekankan.
Model birokrasi Weber dipakai
untuk memahami pengelolaan organisasi besar, seperti perusahaan
multinasional yang mempunyai karyawan ribuan orang. Perhatikan bahwa
birokrasi Weber berlainan dengan pengertian birokrasi popular, dimana
orang cenderung mengartikan kata birokrasi dengan konotasi negative
yaitu organisasi yang lamban, tidak responsive terhadap perubahan.
d. Mary Parker Follet (1868-1933)
Mary
Parker Follet agak berbeda sedikit dengan pendahulunya karena
memasukkan elemen manusia dan struktur organisasi ke dalam analisisnya.
Elemen tersebut kemudian muncul dalam teori prilaku dan hubungan
manusiawi. Follet percaya bahwa seseorang akan menjadi manusia
sepenuhnya apabila manusia menjadi anggota suatu kelompok.
Konsekuensinya, Follet percaya bahwa manajemen dan pekerja mempunyai
kepentingan yang sama, karena menjadi anggota organisasi yang sama.
Selanjutnya Follet mengembangkan model perilaku pengendalan organisasi
dimana seorang dikendalikan oleh tiga hal :
1. Pengendalian diri (dari orang tersebut)
2. Pengendalian kelompok (dari kelompok)
3. Pengendalian bersama (dari orang tersebut dan dari kelompok)
Disamping
itu, Follet juga mengembangkan pengendalian dari beberapa bidang,
seperti politik, ekonomi, biologi. Disamping pengendalian individu dari
tiap bidang tersebut, ada pengendalian bersama, dimana pengendalian
biologi dengan pengendalian politik, politik dengan ekonomi, dan
seterusnya.
e. Chester I Barnard (1886 – 1961)
Chester I
Barnard merupakan Direktur New Jersey Bell, perusahaan telepon di
Amerika Serikat pada tahun 1927. Dengan pengalaman manajerialnya dan
dengan bacaan sosiologinya yang cukup I Barnard mengembangkan teori
organisasi. Menurutnya, orang datang ke organisasi formal (seperti
perusahaan) karena ingin mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai
sendiri. Pada waktu mereka baru mencapai tujuan organisasi, mereka juga
akan bersuaha mencapai tujuannya sendiri. Organisasi berjalan dengan
efektif apabila keseimbangan tujuan organisasi dan tujuan anggotanya
dapat terjadi.
Barnard mengakui adanya kelompok informal dalam
organisasi yang formal. Kelompok formal dapat memenuhi tujuan individu.
Manajer sebaiknya memanfaatkan kelompok informal sedemekian rupa
sehingga dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi dan individu.
Barnard percaya bahwa keseimbangan antara tujuan organisasi dengan
individu dapatdijaga apabila manajer mengerti kondisi wilayah penerimaan
(zone of acceptance), dimana pekerja akan menerima instruksi atasannya
mempertanyakan otoritas manajemen. Jika wilayah penerimaan karyawan
tersebut semakin besar, semakin lancer kegiatan organisasi. Pemikiran
Barnard yang menyingung kelompok (individu bekerjasama) membedakannya
dengan teoritisi manajemen klasik lainnya. Pemikiran tersebut juga
menjadi pioneer untuk aliran selanjutnya yang memfokuskan pada manusia.
f. Sheldon (1894-1951)
Ia
memandang manajemen melebih pendapat Fayol dan menyarankan agar
manajemen hendaknya memperhatikan dimensi teknik dan etika. Filosofis
manajemennya menyatakan bahwa untuk mencapai efisiensi teknik yang
tinggi, maka yang harus diperhatikan adalah tanggung jawab social yang
tinggi pula.
No comments:
Post a Comment